Pemerintah Jerman dalam hal ini
telah membuat berbagai kebijakan diantaranya adalah menggelar Konferensi Islam,
konferensi Islam sendiri adalah sebuah kongres dan sarana dialog antara
pemerintah Jerman dan masyarakat muslim. Pertemuan ini digelar secara rutin
setiap tahun. Acara ini digagas tahun 2006 oleh Menteri Dalam Negeri saat itu,
Wolfgang Schauble. Tujuannya untuk memperbaiki kerjasama antara
kelompok-kelompok agama dengan lembaga-lembaga negara serta proses integrasi
nasional antara para imigran dan juga masyarakat mayoritas Jerman.
Proses-proses komunikasi antara dua kebudayaan yang berbeda terus dilakukan
selain juga tetap mengikuti ketentuan imigrasi yang berlaku. Konferensi Islam
ini juga menjadi dasar pembentukan Coordination Council of Muslim (CCM) di
Jerman sebagai wadah representasi kepentingan bagi Umat Islam.
Sejak Konferensi Islam tersebut
diselenggarakan integrasi sosial di Jerman pun dapat berlangsung dengan cukup
efektif. Masyarakat Islam Turki di Jerman sudah dapat menjalankan ritual-ritual
keagamaan, seperti melaksanakan hari raya Qurban yang secara konstitusi sudah
diterapkan sejak tahun 2002, juga pemakaian jilbab serta melaksanakan
praktik-praktik pendidikan Islam yang secara konstitusi sudah diatur sejak
tahun 2003. Kehidupan para imigran Turki di Jerman pasca konferensi Islam
memberikan pengaruh yang positif terhadap apa yang mereka lakukan di tengah
kehidupan sosial dalam bermasyarakat, dimana status mereka kini mulai dapat
diterima oleh masyarakat mayoritas di Jerman hal itu terbukti dengan hak-hak
Islam yang sudah diakui disana sehingga mereka dapat melakukan praktik Islam
dengan sebaik-baiknya bahkan sebagian masyrakat Jerman pun ada yang menjadi
muallaf.
Secara umum Islamophobia adalah
ketakutan berlebihan yang tidak memiliki dasar berpikir yang kuat tentang Islam
bahkan dapat disebut dengan mengada-ada. Tidak ada pembenaran yang logis di
dalamnya, yang ada hanyalah prasangka-prasangka yang terlahir akibat
persepsi-persepsi buruk yang terus menerus ditanamkan kepada diri seseorang
bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kekerasan, kebencian, egois, tidak
toleran dan membatasi pemeluknya dengan aturan-aturan yang ketat sehingga tidak
adanya kebebasan di dalamnya yang berujung persepsi bahwa Islam adalah kuno,
ekstrim, agama yang membawa kehancuran, dan sebagainya. Namun dalam
kenyataannya anggapan tentang Islam adalah agama yang diskriminatif sama sekali
tidak di benarkan.
Islamophobia muncul dari berbagai
kalangan, termasuk dari kalangan menengah keatas. Mulai dari mereka yang
mencela maupun yang mengkritik Islam. Islamophobia, ditunjukkan dari setiap
kalangan dan mendukung kebencian tersebut dengan mengatas namakan pembenaran
ideologi. Akibatnya, ekspresi tersebut dianggap oleh mereka sebagai pembenaran
dalam pemahaman mereka. Dalam memahami atau menjelaskan fenomena yang telah
memiliki dampak yang dramatis dalam ruang yang relatif singkat dan melibatkan
banyak orang, yang paling banyak bertanggung jawab atas hal ini adalah Media.
Media yang merupakan alat informasi kesetiap tempat maupun kalangan, membuat
banyak orang yang Phobia terhadap Islam karena informasi yang diterima tidak
dinyatakan dengan benar, kebanyakan didalamnya mengandung unsur propaganda dan
menyusulnya kasus 11 September 2001 yang mempertegas ketakutan mereka.
Kurangnya informasi tentang kebenaran Islam yang diterima dan yang
diinformasikan oleh banyak orang terutama media mengakibatkan kesimpangsiuran
tentang kebenaran Islam, dan untuk mendefinisikan Islamophobia, bagi banyak
orang itu adalah sesuatu yang serius yang berarti bahwa hasil akhirnya adalah
kembali kepada keyakinkan diri pribadi.
Kelompok yang kontra terhadap Islam
adalah para masyarakat yang phobia terhadap Islam dan menganut paham dari
ideologi Nazi yakni berdasarkan sikap rasis dan fasisme. Perkembangan Islam
yang signifikan tersebut, telah memicu kemarahan oleh gerakan anti Islam di
Jerman, karena mereka menganggap bahwa Islam adalah agama teroris dan merupakan
suatu ancaman kawasan untuk Jerman kedepannya. Menanggapi hal tersebut umat
muslim di Jerman berupaya untuk menghadapi dan juga melawan gerakan anti Islam
serta pengaruh Islamphobia yang semakin kuat di Jerman .Bentuk-bentuk reaksi
pun muncul terhadap mereka yang mengatasnamakan diri sebagai gerakan anti Islam
tersebut diantaranya adalah dari umat Islam di Jerman dan juga komunitas
ataupun organisasi Islam serta gerakan sosial di Jerman. Mereka melakukan
berbagai upaya sebagai alat untuk menghadapi dan juga melawan gerakan anti
Islam yang nantinya akan membawa pengaruh buruk terhadap perkembangan Islam di
Jerman. Upaya-upaya yang dilakukan umat Islam di Jerman dalam menghadapi
gerakan anti Islam antara lain adalah Gerakan Perempuan Muslim di Jerman, Forum
Dialog Resmi Antara Sesama Muslim, Aksi Demonstrasi Melawan Gerakan Anti Islam
Pegida, dan Mengadakan Konfrensi Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar