Minggu, 10 Januari 2016

Islamophobia di Eropa

Pemerintah Jerman dalam hal ini telah membuat berbagai kebijakan diantaranya adalah menggelar Konferensi Islam, konferensi Islam sendiri adalah sebuah kongres dan sarana dialog antara pemerintah Jerman dan masyarakat muslim. Pertemuan ini digelar secara rutin setiap tahun. Acara ini digagas tahun 2006 oleh Menteri Dalam Negeri saat itu, Wolfgang Schauble. Tujuannya untuk memperbaiki kerjasama antara kelompok-kelompok agama dengan lembaga-lembaga negara serta proses integrasi nasional antara para imigran dan juga masyarakat mayoritas Jerman. Proses-proses komunikasi antara dua kebudayaan yang berbeda terus dilakukan selain juga tetap mengikuti ketentuan imigrasi yang berlaku. Konferensi Islam ini juga menjadi dasar pembentukan Coordination Council of Muslim (CCM) di Jerman sebagai wadah representasi kepentingan bagi Umat Islam.
Sejak Konferensi Islam tersebut diselenggarakan integrasi sosial di Jerman pun dapat berlangsung dengan cukup efektif. Masyarakat Islam Turki di Jerman sudah dapat menjalankan ritual-ritual keagamaan, seperti melaksanakan hari raya Qurban yang secara konstitusi sudah diterapkan sejak tahun 2002, juga pemakaian jilbab serta melaksanakan praktik-praktik pendidikan Islam yang secara konstitusi sudah diatur sejak tahun 2003. Kehidupan para imigran Turki di Jerman pasca konferensi Islam memberikan pengaruh yang positif terhadap apa yang mereka lakukan di tengah kehidupan sosial dalam bermasyarakat, dimana status mereka kini mulai dapat diterima oleh masyarakat mayoritas di Jerman hal itu terbukti dengan hak-hak Islam yang sudah diakui disana sehingga mereka dapat melakukan praktik Islam dengan sebaik-baiknya bahkan sebagian masyrakat Jerman pun ada yang menjadi muallaf.
Secara umum Islamophobia adalah ketakutan berlebihan yang tidak memiliki dasar berpikir yang kuat tentang Islam bahkan dapat disebut dengan mengada-ada. Tidak ada pembenaran yang logis di dalamnya, yang ada hanyalah prasangka-prasangka yang terlahir akibat persepsi-persepsi buruk yang terus menerus ditanamkan kepada diri seseorang bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kekerasan, kebencian, egois, tidak toleran dan membatasi pemeluknya dengan aturan-aturan yang ketat sehingga tidak adanya kebebasan di dalamnya yang berujung persepsi bahwa Islam adalah kuno, ekstrim, agama yang membawa kehancuran, dan sebagainya. Namun dalam kenyataannya anggapan tentang Islam adalah agama yang diskriminatif sama sekali tidak di benarkan.
Islamophobia muncul dari berbagai kalangan, termasuk dari kalangan menengah keatas. Mulai dari mereka yang mencela maupun yang mengkritik Islam. Islamophobia, ditunjukkan dari setiap kalangan dan mendukung kebencian tersebut dengan mengatas namakan pembenaran ideologi. Akibatnya, ekspresi tersebut dianggap oleh mereka sebagai pembenaran dalam pemahaman mereka. Dalam memahami atau menjelaskan fenomena yang telah memiliki dampak yang dramatis dalam ruang yang relatif singkat dan melibatkan banyak orang, yang paling banyak bertanggung jawab atas hal ini adalah Media. Media yang merupakan alat informasi kesetiap tempat maupun kalangan, membuat banyak orang yang Phobia terhadap Islam karena informasi yang diterima tidak dinyatakan dengan benar, kebanyakan didalamnya mengandung unsur propaganda dan menyusulnya kasus 11 September 2001 yang mempertegas ketakutan mereka. Kurangnya informasi tentang kebenaran Islam yang diterima dan yang diinformasikan oleh banyak orang terutama media mengakibatkan kesimpangsiuran tentang kebenaran Islam, dan untuk mendefinisikan Islamophobia, bagi banyak orang itu adalah sesuatu yang serius yang berarti bahwa hasil akhirnya adalah kembali kepada keyakinkan diri pribadi.

Kelompok yang kontra terhadap Islam adalah para masyarakat yang phobia terhadap Islam dan menganut paham dari ideologi Nazi yakni berdasarkan sikap rasis dan fasisme. Perkembangan Islam yang signifikan tersebut, telah memicu kemarahan oleh gerakan anti Islam di Jerman, karena mereka menganggap bahwa Islam adalah agama teroris dan merupakan suatu ancaman kawasan untuk Jerman kedepannya. Menanggapi hal tersebut umat muslim di Jerman berupaya untuk menghadapi dan juga melawan gerakan anti Islam serta pengaruh Islamphobia yang semakin kuat di Jerman .Bentuk-bentuk reaksi pun muncul terhadap mereka yang mengatasnamakan diri sebagai gerakan anti Islam tersebut diantaranya adalah dari umat Islam di Jerman dan juga komunitas ataupun organisasi Islam serta gerakan sosial di Jerman. Mereka melakukan berbagai upaya sebagai alat untuk menghadapi dan juga melawan gerakan anti Islam yang nantinya akan membawa pengaruh buruk terhadap perkembangan Islam di Jerman. Upaya-upaya yang dilakukan umat Islam di Jerman dalam menghadapi gerakan anti Islam antara lain adalah Gerakan Perempuan Muslim di Jerman, Forum Dialog Resmi Antara Sesama Muslim, Aksi Demonstrasi Melawan Gerakan Anti Islam Pegida, dan Mengadakan Konfrensi Islam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar